Cerpen “Memori Sepeda Baruku”

Cerpen

“Memori Sepeda Baruku”

Oleh : Sukriani, S.Pd.I ( Guru MIN 27 Aceh Besar )

Nasib manusia itu tidaklah sama antara satu dengan yang lain. Mempunyai sepeda memang memiliki kebahagian tersendiri. Apalagi ditambah dengan keliling desa bersama teman-teman. Begitu pula diriku, yang waktu itu sangat senang sekali memiliki sepeda baru. Waktu pertama kali dibelikan, aku merasa senang sekali. Orang pertama yang mengajariku bersepeda, adalah ibuku. Beliau mengajariku setiap hari tanpa letih. Meski pekerjaan rumah menunggunya, ibuku dengan senang hati mengajariku hingga bisa bersepeda. Saat diriku sudah di rasa mampu menguasai sepeda, aku sudah berani jalan-jalan mengelilingi desa. Aku tidak sendiri ada temanku yang juga ikut bersepeda.

 

” Ani ayo! Kita bersepeda, jalan-jalan lagi” ucap salah satu teman ku. ” iya, tunggu sebentar aku sedang mencari sandal nih” ucapku dengan tak sabar. Teman-teman yang lain sudah menunggu di depan rumah. Aku dengan riang segera mengeluarkan sepedaku. ” Ani mau kemana? Kok buru-buru sekali keliatannya. ” . Suara itu terdengar dari arah dapur, ternyata itu suara ibuku. . ” jalan-jalan buk sama teman, naik sepeda”. Ucapku. “Jalan kemana? Awas jangan jauh-jauh” ucap ibuku, dengan nada lembut. ” gak jauh kok, palingan cuma sekitaran rumah. ” ucapku dengan tergesa-gesa, karena takut ditinggal teman-teman. Ibuku cuma terdiam melihat tingkah laku ku. ” hei kamu lama sekali, ngambil sepeda serasa ngambil kereta. ” ucap Asmira salah satu temanku. ” hehe, tadi masih ditanya ibu, ya sudah yuk berangkat. “Kataku. Kami mulai berangkat, mengayun sepeda mengelilingi desa sekitar. Singkat cerita sudah sore hari.

 

” pulang yuk, takut aku dicari mamaku. ” kata Madi, yang merupakan salah satu dari temanku. Kami pulang saat sudah mendengar masjid melantunkan adzan. Sesampainya di rumah, aku kaget ketika ibuku tiba-tiba ada di depan pintu rumah. “Dari mana saja kamu? Kok baru sampai. ” ucap ibuku dengan nada agak sedikit marah. ” ee itu buk, aku jalan-jalan naik sepeda. ” ucapku cengengesan. “Haduh, lain kali pulang jangan sampai magrib begini, ibu takut kamu kenapa- napa” kata ibuku sembari membantu ku memasukkan sepedaku. Jam menunjukkan pukul 17.00 WIB. ” wih besok hari minggu nih, kalau bisa aku bakal jalan-jalan naik sepeda sama temen sepuas ku. ” ucapku . Ibuku yang mendengMadin perkataan ku hanya menghela nafas. ” Ni kalau kamu naik sepeda, jangan pergi ke jalan raya ya. Bahaya, mengerti Ni? ” ucap ibuku. Aku yang mendengar itu tidak menggubris perkataan ibu.

 

Jam 05.10, sinar matahari tembus kedalam jendela yang tirainya sudah terbuka. “Nak bangun, kamu kesiangan, ayo cepat sholat subuh.” kata ibuku sambil menggoyang goyangkan tubuhku. Aku yang masih mengantuk terpaksa bangun dan segera mengambil wudhu’. Selesai sholat aku membersihkan tempat tidur, lalu menonton serial TV kesukaan ku. Saat lagi asik-asik nya nonton, aku teringat jika aku akan bermain dengan teman-teman. Aku segera mematikan televisi, dan keluar rumah tuk memanggil teman yang lain.

 

Setelah dirasa sudah hadir semua, kami langsung mengambil sepeda masing-masing. ” hey bagaimana kalau kita bersepeda lewat jalan raya? Itu akan sangat menyenangkan. ” ucap Ari salah satu temanku. Teman yang lain hanya menyetujui itu tanpa tau hal apa yang akan terjadi kedepannya. Aku setuju saja dan hanya mengikuti apa yang teman lain lakukan.

 

Awalnya tidak ada yang terjadi, sampai akhirnya ada sebuah kejadian yang mungkin akan aku ingat seterusnya. Waktu itu kami bergerombol menaiki sepeda. Aku sempat berpisah dengan teman lainnya. Aku mencari teman-teman dengan bersepeda di pinggir jalan. ” dimana ya teman-teman yang lain” ucapku dalam batin. Sampai pada akhirnya aku menemukan ibuku ada di seberang jalan, dia habis dari pasar. Aku yang melihat itu lantas berjalan ke tengah jalan raya. Awalnya jalan raya itu sepi, tapi entah dari mana , sebuah truk berukuran besar malaju dari arah barat. Aku sempat menyapa pada ibu. Ibu yang mendengar sapaan ku lantas menoleh ke arahku. Berapa terkejutnya dia bahwa anak perempuannya berjalan membawa sepeda ke arahnya, dengan di hampiri sebuah truk di sebelah barat.

 

Sempat ada orang yang meneriaki ku dari belakang. Aku menoleh, dan ternyata ada truk besar menghampiri ku. Aku tak bisa bergerak!, tubuhku kaku! . Tak lama dari itu ibuku berlari ke arahku, dan menarikku ke pinggir jalan. Aku disana pingsan karena kaget. Setelah kejadian itu aku sakit dua hari dua malam. Aku mendapat trauma pada jalan raya dan sebuah truk. Setelah kejadian itu terjadi, aku teringat nasihat ibu, yang dimana tidak boleh bermain ke jalan. Waktu itu aku menyesal karena tidak mendegar nasihat ibuku. Aku sadar bahwa nasihat yang diberikan ibu adalah bentuk kasih sayang seorang ibu pada anaknya.

 

Setelah kejadian itu berlalu, aku besyukur pada Allah Terima-kasih ya Allah, berkat mu aku sadar akan cinta dan kasih sayang ibuku. Terima-kasih ya Allah berkat-Mu aku mendapat pelajaran hidup.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Legenda Danau Laut Tawar

Sumber Youtube MIN 27 Aceh Besar Dari video ini menceritakan tetntang kisah Danau laut Tawar dalam bentuk story telling. Story telling ini dibawakan oleh Nurul Izzah siswi MIN 27 Aceh Besar pada ajang lomba Marssal 8 MTsN Model Banda Aceh. Dalam story telling ini menceritakan pada zaman dahulu di tanah Takengon, Aceh hiduplah seorang putri

Baca selengkapnya...

Sang Inspirator

    Menurut Peter F.Drucker, “Pemimpin yang efektif bukan soal pintar berpidato dan mencitrakan diri agar disukai. Kepemimpinan tergambar dari hasil kerjanya, bukan atribut-atributnya”. Berbicara mengenai pemimpin … sosok kepala Madrasah MIN 27 Aceh Besar sudah malang melintang dalam dunia pendidikan, sudah banyak sekolah yang dibawah kepemimpinan beliau berhasil menjadi sekolah favorit. Hal tersebut tidaj

Baca selengkapnya...