Essai “Literasi Digital Sebagai Wadah Kreatifitas Warga Madrasah”

Essai

“Literasi Digital Sebagai Wadah Kreatifitas Warga Madrasah”

Oleh : Sri Hastuti, S.Pd.I (Guru MIN 27 Aceh Besar)

Merujuk buku “Kerangka Literasi Digital Indonesia” yang dimaksud dengan literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan informasi dengan kecakapan kognitif dan teknikal. Dengan demikian, pendidik maupun peserta didik dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya, sehingga keterampilan yang dimilikipun tidak hanya sebatas mengoperasikan gawai saja.

Berkat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih, dan juga berkaca dari pentingnya peran literasi digital di madrasah. Hal ini merespon sang inspirator madrasah MIN 27 Aceh Besar untuk menjadikan program ini sebagai pilar untuk mewujudkan madrasah yang unggul serta membangun budaya literasi dilingkungan madrasah. Selain itu Program ini juga sebagai pembekalan bagi pendidik dalam menciptakan generasi – generasi yang cakap digital. Beliau juga mengupayakan agar kemampuan atau karya -karya yang dimiliki oleh warga madrasah tidak hanya dimanfaatkan di lingkungan madrasah sendiri saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh banyak orang bahkan samapai ke berbagai wilayah di Indonesia. Melalui literasi digital ini, maka madrasah MIN 27 Aceh Besar menciptakan satu ruang digital yang aman, positif dan produktif. Yang dijadikan sebagi wadah untuk menampung karya- karya setelah diakses. Karya- karya yang sudah di seleksi sebelumnya. Nah siapakah sosok sang inspirator yang menggiatkan program ini? Yang tidak pernah berhenti berbagi inspirasi tersebut? yang selalu menggali ide- ide kreatif demi madrasah.

Beliau adalah ibu Naswati,S.Ag, yang akrab disapa bu Nas. Beliau sosok pekerja keras dan selalu berbagi inspirasi. Beliau juga tak pernah bosan dalam memotivasi warga madrasah untuk terus belajar dan beliau juga selalu berpesan “jangan pernah takut untuk mencoba”. Saya sebagai guru MIN 27 Aceh Besar, merasa bangga dan berterima kasih karena saya yang sebelelumnya tidak bisa bahkan belum pernah menulis sama sekali, tapi hari ini dengan segala kekurangan yang ada pada diri saya, mulai mencoba menulis meskipun masih sangat banyak kekurangannya. Bahkan tulisan pertama saya tentang “sisi positif dan negatif penggunaan internet” sempat di tolak dikarenakan isinya hampir sama dengan tulisan kawan. Namun saya tidak putus asa dan pantang menyerah. Saya mencoba lagi dengan mencari permasalahan baru yaitu tentang “Al Qur’an sebagai sumber literasi”. Bagi saya yang bukan penulis ini, ketika ditugaskan untuk menulis, ini merupakan suatu tantangan. Tapi Alhamdulillah tulisan yang kedua setelah diseleksi dan Alhamdulillah bisa diterima. Ini semua berkat usaha dan kerja keras beliau demi anak negri, demi madrasah yang kita cintai, dan juga dalam menerapkan literasi digital madrasah.

Saya melihat semenjak diterapkan literasi digital madrasah, Alhamdulullah minat literasi peserta didik semakin membudaya, mereka sangat bersemangat dalam berkarya. Dan peminat Literasi tidak hanya dari kalangan peserta didik saja, termasuk juga kepala madrasah dan tenaga pendidikpun yang dalam hal ini tidak mau kalah, mereka juga sangat bersemangat dalam menuang ide- ide kreatif hingga menjadi sebuah berkarya. Karya- karya tersebut dituangkan dalam bentuk cerpen, esai, puisi,gambar biasa, gambar karikatur, artikel, video dan masih banyak lagi yang lainnya yang bersifat positif untuk pembelajaran.

Alhamdulillah, Literasi digital madrasah MIN 27 Aceh Besar menjadi wadah untuk menampung hasil karya dan juga menumbuhkan budipekerti, minat literasi yang membudaya dengan menghadirkan karya- karya yang beragam, menjadikan madrasah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak. Insyaallah dapat mewujudkan madrasah unggul dalam imtaq dan iptek , memiliki wawasan global, berakhlakul karimah yang nantinya juga akan melahir khalifah- khalifah dimuka bumi ini, yang mandiri dan berbudaya islami. Amin ya rabbal alamin.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Legenda Danau Laut Tawar

Sumber Youtube MIN 27 Aceh Besar Dari video ini menceritakan tetntang kisah Danau laut Tawar dalam bentuk story telling. Story telling ini dibawakan oleh Nurul Izzah siswi MIN 27 Aceh Besar pada ajang lomba Marssal 8 MTsN Model Banda Aceh. Dalam story telling ini menceritakan pada zaman dahulu di tanah Takengon, Aceh hiduplah seorang putri

Baca selengkapnya...

Sang Inspirator

    Menurut Peter F.Drucker, “Pemimpin yang efektif bukan soal pintar berpidato dan mencitrakan diri agar disukai. Kepemimpinan tergambar dari hasil kerjanya, bukan atribut-atributnya”. Berbicara mengenai pemimpin … sosok kepala Madrasah MIN 27 Aceh Besar sudah malang melintang dalam dunia pendidikan, sudah banyak sekolah yang dibawah kepemimpinan beliau berhasil menjadi sekolah favorit. Hal tersebut tidaj

Baca selengkapnya...