Essai “LITERASI MULIA WARISAN MUTIARA”

Essai

“LITERASI MULIA WARISAN MUTIARA”

Oleh : Hayaton Nufus,S.Pd.I (Guru MIN 27 Aceh Besar)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Alhamdulillah jangan pernah kita memulai suatu aktifitas tanpa  diawali dengan memuji dan mensyukuri atas limpahan nikmat Allah yang Maha Mulia, insyaalah semua aktifitas kita bisa berjalan dengan tuntas dan bernilai sebagai amal ibadah.Agar aktifitas tersebut menjadi lebih sempurna lengkapilah dengan bershalawat kepada rasul pembawa risalah Nabiyullah Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, mudah-mudahan semua menjadi berkah, bagi setiap yang membaca mendapatkan bimbingan dan hidayah dari Allah.Aamiin.

 

Seorang individu dapat dikatakan mempunyai kemampuan literasi apabila  individu terebut sudah memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa seperti membaca,berbicara,menyimak dan menulis. Ketika kita membaca kata literasi, apa kira-kira yang terlintas dipikiran kita? Secara umum literasi diartikan sebagai proses membaca dan menulis.Lebih lengkap literasi adalah kemampuan individu dalam mengolah kecakapan,mengolah informasi, serta menulis dan membaca yang lebih  spesifik.Sedangkan literasi dalam Islam memiliki arti mempelejari ilmu pengetahuan yang sudah diturunkan oleh Allah Subhanahuwata’ala kepada Nabi dan Rasul lalu kepada para sahabat,orang-orang beriman,sehingga sampai kepada kita umat islam di akhir zaman ini.Mempelajari literasi Islam bukan hanya membaca buku sejarah tapi literasi Islam adalah bagian dari pola pikir,pandangan hidup dan identitas kaum muslimin.

 

Literasi Islam dimulai oleh para Nabi dan Rasul.Pada mulanya, sejarah literasi dimulai dan diajarkan oleh Nabi dan Rasul sebagai utusan Allah Subhanahuwata’ala untuk mengajarkan ilmu pengetahuan dan petunjuk kebenaran kepada umatnya.Manusia pertama Nabi Adam ‘Alaihissalam dan isterinya Hawa,telah diberikan ilmu pengetahuan oleh Allah untuk disebarkan kepada anak keturunannya. Kemudian Nabi Idris ‘Alaihissalam adalah keturunan keenam dari Nabi Adam ‘Alaihissalam. Melalui Nabi Idris ‘Alaihissalam inilah, ilmu pengetahuan mulai berkembang.

 

Nabi Idris ‘Alaihissalam yang mula-mula pandai dalam baca-tulis, fasih berkomunikasi,ahli dalam ilmu falaq, matematika dan giat melaksanakan berbagai proyek pembangunan.Hai ini sesuai dengan kata dasar Idris ‘Alaihissalam “Darasa” yang artinya “belajar “. Nabi Idris ‘Alaihissalam disebut sebagai “Bapak Ilmu Pengetahuan “. Kemudian risalah Allah disampaikanoleh para Nabi yang jumlahnya sangat banyak,sedangkan para Rasul yang telah dipilih berjumlah 25 orang, selanjutnya mewariskan ilmu literasi dari pendahulunya untuk menjadi bekal hidup bagi umat manusia di muka bumi sampai kepada kita umat Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wasallam sebagai umat yang hidup di akhir zaman.

 

Tugas semua para Nabi dan Rasul adalah menyampaikan literasi Islam, dalam arti ajaran dan petunjuk dari sang Maha Pemberi Ilmu untuk disampaikan kepada umatnya agar tidak tersesat. Hingga sampailah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu yang pertama kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wasallam yang berbunyi “Iqra’”(Bacalah ),artinya kita sebagai umat islam diperintahkan untuk membaca, memahami dan mengamalkan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wasallam. Membaca adalah perintah yang sangat penting agar kita tidak terjerumus dalam kesesatan dan kebodohan, membaca juga menjadi gerbang bagi masuknya berbagai ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad Shallahu’alaihi wasallam adalah tokoh literasi yang paling sukses sepanjang zaman,melalui beliaulah  peradaban islam terbentuk sampai ke seluruh pelosok dunia.

 

Beliau mendidik para sahabat di madrasah kenabian, sehingga banyak melahirkan tokoh-tokoh literasi yang dapat menggantikan dan meneruskan para generasi literasi yang pakar sesuai bidangnya. Adapun sosok literasi yang sangat dikenal sebagai sekretaris Rasulullah Shallahu’alaihi wasallam adalah Zaid bin Tsabit, Ia dikenal atas kontribusinya menuliskan ayat-ayat Alqur’an .Membaca tidak bisa dipisahkan dari proses menulis.Budaya membaca dan menulis terus berkembang setelah Alqu’an diturunkan. Ketika perang Badar,Ada beberapa dari tawanan perang yang dibebaskan oleh Rasulullah dan ditugaskan untuk mengajarkan membaca dan menulis anak-anak kaum muslimin, agar mereka menjadi pejuang dakwah yang cerdas dan bertaqwa.

 

Semangat literasi para sahabat setelah Rasulullah wafat terus berkembang dan terpupuk dengan baik,sejarah pembukuan Alqur’an terjadi pada masa Khulafur Rasyidin,sehingga terkumpullah Alqur’an dalam bentuk mushaf yang bisa kita baca sampai sekarang ini. Melalui tradisi literasi kaum musliminlah dapat mengantarkan umat islam mencapai masa puncak kejayaannya.Yaitu pada masa dinasti Abbasyiah,memiliki perpustakaan utama seperti Baitul Hikmah yang memiliki ratusan ribu koleksi buku. Baitul Hikmah menjadi pusat intelektual dunia, setiap karya tulis ditimbang kemudian dihargai dengan emas sesuai dengan beratnya. Pada masa itu koleksi buku dari berbagai bahasa dan bidang keilmuan sangat banyak beredar, sehingga ilmuan-ilmuan muslim menghasilkan karya berupa ilmu pengetahuan dalam perkembangan modern, yang berkembang pesat pada era ini,seperti ilmu agama,ilmu pengrtahuan,filsafat, kedokteran, seni, matematika, fisika, sosial, bahkan ilmu politik.

 

Kita menyadari bahwa masa kejayaan umat islam itu digapai melalui semangat literasi muslimin yang menjadi api penyala peradaban dengan perpustakaan tidak terlepas dari literasi membaca dan menulis, sehingga mewariskan berbagai budaya hikmah yang sangat berharga, dibaca dan ambil hikmahnya oleh generasi ke generasi.Namun saat ini umat islam kehilangan jati dirinya untuk menghidupkan kembali tradisi pengetahuan. Umat islam kehilangan semangat dalam membaca dan menulis,inilah penyebab umat islam kini menjadi memprihatinkan di berbagai belahan dunia.Ayo kita rebut kembali kejayaan Islam, mari kita tingkatkan literasi membaca dan menulis ! Dengan semangat dan berharap kepada Allah Subhanahuwata’ala semoga umat Islam kembali menjadi obor pencerah di akhir zaman ini.Aamiin Ya Mujibassailiin.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Legenda Danau Laut Tawar

Sumber Youtube MIN 27 Aceh Besar Dari video ini menceritakan tetntang kisah Danau laut Tawar dalam bentuk story telling. Story telling ini dibawakan oleh Nurul Izzah siswi MIN 27 Aceh Besar pada ajang lomba Marssal 8 MTsN Model Banda Aceh. Dalam story telling ini menceritakan pada zaman dahulu di tanah Takengon, Aceh hiduplah seorang putri

Baca selengkapnya...

Sang Inspirator

    Menurut Peter F.Drucker, “Pemimpin yang efektif bukan soal pintar berpidato dan mencitrakan diri agar disukai. Kepemimpinan tergambar dari hasil kerjanya, bukan atribut-atributnya”. Berbicara mengenai pemimpin … sosok kepala Madrasah MIN 27 Aceh Besar sudah malang melintang dalam dunia pendidikan, sudah banyak sekolah yang dibawah kepemimpinan beliau berhasil menjadi sekolah favorit. Hal tersebut tidaj

Baca selengkapnya...