Karya : Risna (Orang tua dari Fitria Rizky alumni MIN 27 Aceh Besar)
Di perantauan saya adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama tiga putri, suami saya sudah duluan dipanggil oleh sang Maha pencipta. Almarhum suami saya meninggal pada tahun 2016, ketika anak pertama saya Fitria Risky hendak naik kelas II MIN 27 Aceh Besar, anak kedua saya berusia 4 tahun, sedangkan si bungsu baru berusia 11 bulan.
Disaat alm Suami saya meninggal, dunia saya terasa hampa dan saya sangat bersedih, hidup saya bagaikan tiada arti lagi.
Anak pertama saya Fitria Risky dikala itu juga sangat terpukul hampir tidak mau sekolah lagi, padahal Fitria anak yang paling ceria dan cerdas tapi semua itu sirna dan hilang ketika ayahnya meninggal.
Alhamdulillah saya sangat teringat perjuangan seorang Guru MIN 27 Aceh Besar, terutama Ibu Nurmala pada saat itu beliau wali kelas I Fitria, Fitria sangat terpukul atas kehilangan ayahnya. Ibu Mala berusaha merangkul Fitria dan membujuk untuk masuk sekolah lagi dikala mental anak saya terpuruk kehilangan sosok seorang ayah.
Saya harus bangkit dan semangat demi anak-anak saya, saya juga tidak boleh larut dalam kesedihan terus menerus. Dengan tekad yang kuat akan saya jalani hidup tanpa seorang suami.
Alhamdulillah dengan berjalannya waktu, saya semakin kuat untuk terus menjalani hidup dan menggapai cita-cita bersama anak anak saya.Saya sangat bersyukur dikelilingi oleh orang-orang yang baik, Allah mudahkan segalanya untuk saya dalam mendidik anak-anak.
Saya juga menemukan sosok seorang Ibu Kepala Madrasah MIN 27 Aceh Besar yang selalu mendukung dan membantu menguatkan saya, padahal saya bukan siapa-siapa ibu Kepala Madrasah MIN 27 Aceh Besar. Ibu Naswati, S. Ag adalah seorang ibu yang sangat baik dan tulus dalam membantu saya dan anak-anak.
Pada bulan suci ramadhan di Masjid Raya Pertemuan pertama kali saya dan ibu Naswati, saya bertemu dan bertegur sapa sama beliau.
Banyak sekali lika – liku dalam kehidupan yang saya ceritakan kepada beliau,waktu anak pertama saya masuk pesantren dan hanya bertahan 6 bulan disana beliau menguatkan saya agar tidak bersedih dan kecewa tetapi harus selalu bersemangat.Masih jelas dalam ingatan saya perkataan Ibu Naswati “emas tetap lah emas dimana pun ia berada” kata kata beliau ini selalu terngiang dalam hati dan pikiran saya.
Kini Fitria telah melanjutkan sekolahnya kembali walau tidak lagi dipesantren tetapi saya senang, berkat kata-kata ibu Naswati saya kuat untuk menjalani hari-hari saya bersama anak-anak.
Terimakasih ibu Naswati…
