Cerpen
“SENANGNYA MEMBACA DIPERPUSTAKAAN”
Karya : Jihan Adila
Kelas IV Al-Barru
Hai…… Namaku Afifa, Aku sangat senang membaca buku diperpustakaan. Buku di perpustakaan banyak ceritanya yang seru-seru dan bervariasi. Ada yang unik, lucu dan memiliki banyak ilmu. Saat bel istirahat tiba, aku selalu bergegas keperpustakaan untuk membaca buku. Buku yang aku baca selalu buku yang seru. Aku membaca buku tentang planet dan tata surya, dongeng si kancil dan lainnya.
Pada suatu hari saat aku ingin membaca di pustaka, tiba-tiba “Ahhh… pustakanya tutup” ucapku dalam hati, padahal aku ingin membaca buku yang sudah lama aku cari dan yang aku sukai. Aku belum membaca sedikit pun cerita dari buku itu. Aku melihat dari sampulnya saja sudah menarik hatiku untuk membaca, aku sangat sedih melihat pustaka tutup, padahal buku itu yang selalu aku cari. Saat aku sedang duduk termenung dan sedih, tiba-tiba temanku yang bernama Faradisa mendatangiku “Afifa…., kenapa kamu begitu sedih? Biasanya kamu selalu gembira dan ceria” tanyanya. “kamu lihat sendiri kan Faradisa pustaka tutup, aku mau membaca buku yang udah lama aku cari-cari tetapi buku itu selalu ada orang yang membacanya, makanya aku sedih” jawabku. “memang buku apa yang ingin kamu baca? Apa judulnya?” Afifa bertanya padaku. “judulnya permata yang hilang, aku sudah lama mencari buku itu” jelasku. “tidak apa-apa Afifa pasti besok perpustakaannya buka kembali dan kamu bisa membaca buku itu.” Faradisa menyemangatiku. “Aduhhh. Aku sudah tidak sabar ingin membaca buku itu” tegasku.
Keesokan harinya seperti biasa aku bergegas ke perpustakaan dan betul perpustakaannya buka. Aku sangat senang dan gembira melihat pintu perpustakaan terbuka lebar “betul juga ya kata Faradisa kemarin” ucapku dalam hati, maka aku langsung masuk dan melihat buku-buku yang tersusun rapi, lalu aku sibuk mencari buku yang ingin aku baca. Akhirnya aku dapat membaca buku yang sangat ingin kubaca itu. “wah… ceritanya sangat bagus” ucapku dalam hati. Cerita permata yang hilang menceritakan tentang Elana sigadis cantik dan pintar yang hilang bagaikan ditelan bumi setelah lulus SMA. Karena orang tuanya tidak mampu membiayainya kuliah. Dari cerita ini aku tahu bahwa hadiah tebaik seorang ayah dan ibu kepada anaknya adalah pendidikan dan pengasuhan. Tiba-tiba bel istirahat berbunyi bertanda waktu istirahat telah berakhir, aku pun meminjam buku tersebut di perpustakaan untuk kulanjutkan di rumah .