Essai
“Mading Madrasahku”
Oleh : Muliyawati, S.Pd.I (Guru MIN 27 Aceh Besar)
Mading adalah salah satu bentuk dari majalah dinding di madrasah. Bentuk lain dari majalah dinding bisa berupa korlem (koran lembar) yang diterbitkan harian, atau juga majalah sekolah yang terbit persemester seperti tabloid “Minat”. Baik mading, korlem maupun bulletin sekolah mempunyai tujuan pokok sebagai media ajang kreatifitas guru dan peserta didik untuk mengembangkn bakat literasi mereka. Selain itu tentu mading, korlem dan bulletin madrasah menjadi cara untuk membangun minat dan ketrampilan siswa dalam hal menulis. Kreatifitas dan ekspresi siswa dapat diakomodasi didalamnya. Media ini bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi jurnal ilmiah diantara para guru dan siswa, tentu saja disesuaikan dengan tingkat satuan pendidikan. Pada kesempatan ini saya akan mengulas secara singkat majalah dinding atau “mading” dari fungsi dan pelaksanaanya; fungsi dalam konteks pembelajaran.
Mading berfungsi bukan sekadar sebagai media komunikasi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan sekolah/penyelenggara. Mading memiliki fungsi sebagai media pembelajaran bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan menulis. Minat dan kegemaran menulis bisa dimulai dan dikembangkan melalui membuat mading. Fungsi ini bisa maksimal ketika mading dikelola secara serius. Serius artinya pihak madrasah harus memberi pendampingan kepada para siswanya. Pendampingan bisa dilakukan oleh guru bahasa ini terkait dengan kegiatan tulis menulis dan publikasi. Madrasah bisa menggunakan jasa tenaga dari luar yang memang biasa dan mau focus menghandle madding.
Dalam mengembangkan mading harus membuat rencana kerja yang meliputi; penetapan tema dan periodesasi terbit. Tema harus menarik dan sesuai dengan usia anak yang terlibat didalamnya. Sedangkan untuk terbitannya, kita dapat merancang sesuai tema. Dengan demikian mading menjadi tempat bagi para guru dan siswa menulis, dan karyanya dipublikasikan.
Mading pada prosesnya tidak hanya menjadi tempat belajar menulis dan juga tempat kreatifitas yang baik bagi para guru dan siswa. Didalam tim mading para siswa akan belajar membuat program, disiplin waktu karena time schedule, kerja sama dan bagaimana menghargai orang lain. Banyak values direfleksikan dan dihidupi didalam pengembangan mading. Mading menjadi media yang efektif untuk pendidikan karakter. Sungguh asik dan menyenangkan terlibat dalam pengembangan madding di madrasah karena guru dan siswa akan belajar dan menemukan banyak values didalamnya.
Mading yang dikelola secara serius akan memberi nilai promotive bagi madrasah. Kreasi dan prestasi para siswa dapat ditampilkan pada mading dan hal ini adalah promosi yang sangat murah sekaligus efektif kepada warga madrasah. Kebutuhan Penghargaan Terpenuhi. Menurut psikolog behaviorisme, Abraham Maslow dalam diri setiap manusia terdapat hirarki kebutuhan yang tidak mungkin kebutuhan yang lebih tinggi terpenuhi sebelum kebutuhan yang lebih rendah tercukupi. Salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk dihargai. Jikalau kebutuhan untuk dihargai ini telah terpenuhi maka ia akan berusaha memenuhi kebutuhan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tertinggi. Majalah dinding memberi keluasan bagi para siswa untuk memenuhi kebutuhan akan penghargaan. Misalnya, tulisan dan karya siswa yang dipublikasikan di mading akan memberi penghargaan istimewa bagi yang bersangkutan. Dalam proses yang terjadi kita akan menemukan hal-hal luar biasa, dengan catatan aktivitas ini sungguh diminati dan disukai.
Mading harus dirancang secara sederhana tetapi menarik. Sederhana karena majalah dinding bukan majalan professional yang mengeluarkan dana yang besar. Sederhana dalam arti, peralatan dan sarana yang diperlukan upayakan memanfaatkan barang-barang yang tidak mahal dan sangat baik jika memanfaatkan barang bekas (daur ulang) Ini sebuah pola berpikir yang tanamkan kepada siswa. Tentu aspek menarik harus diperjuangkan, bisa dilakukan dengan mengembangkan kreativitas siswa. Bayangkan setiap sudut ruangan luar gedung sekolah menjadi media untuk mading yang apik dan ilmiah. Tentu situasi ini akan menjadikan sekolah makin indah dan menarik dihuni oleh para siswa.
Mading sering dipandang sebelah mata keberadaanya. Sedikit madrasah mengembangkan mading sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Padahal mading sungguh memiliki kekuatan besar untuk mengembangkan minat siswa menulis. Ketika madrasah mengabaikan kegiatan ini, berarti telah membuang unsur penting dalam pendidikan yakni proses berpikir karena mading adalah pembelajaran menulis, dan “menulis adalah proses berpikir”. Selain itu, pihak madrasah akan sangat diuntungkan ketika akreditasi madrasah tiba karena salah satu instrument akreditasi adalah pengembagnan kreativitas siswa dan budaya ilmiah dilingkungan madrasah. Mading adalah media efektif untuk mengembangkan kreativitas siswa dan budaya ilmiah dilingkungan madrasah.