Essai
“Pemuda Pendekar Intelektual”
Karya : Raudhah, S.Ag (Guru MIN 27 Aceh Besar)
Peran pemuda sangat sering dikaitkan dengan kemajuan bangsa. Secara sadar maupun tidak, pemuda turut andil menjadi ujung tombak majunya kualitas suatu daerah dalam berbagai aspek. Tentu kita sudah sering mendengar salah satu kutipan terkenal presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno yang dengan lantang berkata, “Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, akan kuguncangkan dunia”.
Sejak dulu, pemuda sudah menjadi aset bangsa yang sangat mahal dan tak ternilai harganya. Mereka menjadi tonggak atas kemajuan bangsa dalam berbagai lini, termasuk dalam peningkatan kualitas pendidikan. Pemuda juga sering disebut sebagai agen perubahan. Maka dari itu, pemuda sebagai generasi dengan keemasan intelektual harus memiliki sikap kritis dan peduli terhadap masalah-masalah lingkungan, termasuk lingkungan pendidikan.
Ki Hajar Dewantara menyebut pendidikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Dengan demikian kiat dapat memaknai pendidikan sebagai alat peradaban yang akan menuntun manusia untuk memiliki budi yang luhur dan kebahagiaan yang utuh.
Berbicara pendidikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak masa pandemi, kita melihat banyak sekali masalah pendidikan yang terjadi. Salah satunya yaitu menurunnya minat belajar anak-anak Indonesia. Dalam hal ini, sekolah sebagai satuan pendidikan bersama pemerintah tentu sudah mencoba menerapkan berbagai solusi yang mungkin dilakukan dalam rangka minat belajar siswa yang kian hari terus mengganggu kualitas Pendidikan. Namun dengan segala keterbatasan yang terjadi selama masa pandemi berlangsung, tentu sekolah dan pemerintah masih sangat kewalahan dalam menuntaskan masalah minat belajar yang sangat menurun.
Minat belajar siswa mengalami penurunan selama masa pandemic karena proses pembelajaran berlangsung tidak maksimal. Dengan tidak maksimalnya proses pembelajaran menyebabkan proses transfer ilmu kepada siswa mengalami kendala yang berakibat pada rasa jenuh yang berkelanjutan pada siswa. Maka dari itu pembelajaran menjadi tidak menyenangkan dan minat siswa terhadap pendidikan pun perlahan semakin berkurang.
Penurunan minat belajar siswa ini tentu sangat mengganggu proses pembelajaran. Dengan minimnya tatap muka dan pembelajaran langsung selama masa pandemi, membuat sekolah dan pemerintah semakin terkendala dalam menuntaskan masalah ini. Maka dari itu, peran pemuda dalam masyarakat sangat dibutuhkan untuk terjun aktif melibatkan diri dalam membantu menyelesaikan permasalahan ini.
Pemuda sebagai pendekar intelektual bisa dengan mudah membuat berbagai kegiatan-kegiatan yang menarik di masyarakat, termasuk kegiatan yang dapat membantu meningkatkan minat siswa terhadap Pendidikan. Dengan mencoba terjun langsung dalam dunia siswa di lingkungan masyarakat, harusnya pemuda dapat memberi efek perbaikan yang jauh lebih signifikan dari solusi yang diberikan sekolah maupun pemerintah. Dengan demikian, pemuda dapat memaksimalkan perannya dengan baik sebagai agen perubahan sekaligus agen dalam perbaikan.