WhatsApp Image 2024-06-05 at 13.35.43_b7c8e24e
Peuturee Nanggroe Indatue IV

Oleh : Tuti Marlina

Lambaro, 29/5/2024 Siswa siswi kelas VI MIN 27 Aceh Besar, Mengelilingi kota Banda Aceh bersama dengan dewan guru untuk mengunjungi Museum Aceh, Museum Tsunami dan Pantai Pasir Putih.

Perjalanan ini merupakan agenda tahunan MIN 27 Aceh Besar, yang kami namakan “Peuturee Nanggroe Indatu” yang berasal dari bahasa Aceh yaitu mengandung makna “Memperkenalkan Tanah Leluhur”.Perjalanan ini adalah tahun ke 4 , yang artinya rutinitas
ini sudah berlangsung sejak tahun 2021.

Museum Aceh didirikan pada masa pemerintahan hindia, yang diresmikan pemakaiannya pada tanggal 31 juli 1915, yang terletak di jalan Sultan Alaudin Mahmud Syah di sebelah timur Blang Padang Banda Aceh. Museum Rumoh Aceh ini berada di bawah tanggungan sipil dan menjadi milik pemerintah Aceh.

Pada masa itu, bangunan berupa sebuah rumah tradisional yaitu Rumoh Aceh. RumohAceh terbuat dari kayu pilihan yang kuat dan keras, sehingga tahan dan kokoh tiang-tiangnya tinggi. Ada tangga untuk akses keluar masuk, dibawah bisa di pakai untuk bersantai. Setiap ruangan di didalam rumoh aceh ada fungsinya masing-masing. Ada ratusan pajangan di dalamnya, baik berupa lukisan pahlawan aceh, hiasan tradisional, baju adat, senjata yang di pakai para pahlawan dan berbagai macam lainnya. Siswa siswi begitu bersemangat dan antusias, melihat berbagai macam pajangan yang sekarang tidak di pakai lagi, dan dijadikan sebagai bukti peninggalan sejarah.Pada hari ini mereka melihat langsung peniggalan sejarah yang ditinggalkan oleh para indatu.

Selanjutnya guru dan siswa-siswi menuju ke Museum Tsunami , bangunan ini merupakan simbolis pengingat akan bencana maha dahsyat yang melanda Aceh, yaitu Gempa dan Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004. Aceh merupakan daerah yang paling parah terkenak dampak tsunami saat itu, maka untuk mengenang bencana tersebut, dibangunlah Gedung Museum Tsunami Aceh yang dirancang oleh bapak M.Ridwan Kamil, banyak korban jiwa dan hilang nya harta benda pada bencana yang sangat dahsyat itu.

Museum Tsunami juga sebagai tempat edukasi dan pusat evakuasi ketika bencana. Museum Tsunami berisi ribuan koleksi benda yang rusak terkena tsunami, dan juga ada lukisan gelombang tsunami, denah daerah Aceh sebelum tsunami. Banyak para wisatawan yang mengunjungi Museum tsunami Aceh, wisatawan yang ingin menyaksikan bencana tsunami bisa langsung memasuki ruang bioskop mini yang khusus di putarkan film dokumenter terjadinya tsunami. Hati sedih dan menangis katika menonton film tersebut, melihat bagaimana saudara-saudara kita yang mengalami musibah tsunami begitu banyak korban jiwa, rumah rumah dan bangunan lainnya hancur porak poranda tak bersisa. Selama berada didalam museum tsunami kami dibantu oleh petugas yang mengarahkan  dan memberi penjelasan dengan ramah.

Menjelang siang, Kami melanjutkan perjalanan ke pasir putih dengan melewati bukit bukit kecil, dan pemandangan laut yang biru membuat perjalanan kami tanpa terasa sudah tiba di lokasi camping, yang sangat asri dengan suasana alam yang segar, pemandangan yang indah, sungguh indah kuasa Allah.

Siswa-siswi begitu bersemangat, mereka langsung mempersiapkan tempat untuk makan bersama. Setelah selesai sholat dan makan, mereka di bagikan kelompok kemudian mendirikan tenda untuk bermalam di lokasi yang bernama “Bandrun Garden”.Tampak dari wajahnya anak anak sangat senang dan gembira karena mereka bisa berkumpul bersama kawan-kawan dan tidur bersama.

Setelah selesai mempersiapkan tempat atau tenda masing masing merekapun mandi laut. Usai sholat Maghrib acara dilanjutkan dengan makan malam bersama, dan nonton bareng sambil menikmati jagung rebus dan jagung bakar,sungguh sangat nikmat, dengan suasana sejuknya angin laut tak terasa jam menunjukkan pukul 12 malam Waktunya istirahat tiba.

Keesokan paginya pada hari kamis, selesai shalat subuh kami melanjutkan aktifitas pagi seperti biasanya di laksanakan di Min 27 Aceh Besar yaitu senam bersama, usai senam dilanjutkan sarapan pagi dan Mandi laut lagi. sungguh bahagianya para peserta didik kami. Kemudian ada game yang di ikuti oleh semua siswa siswi, sesuai kelompok yang sudah di bagikan.

Game yang di ikuti adala pipa bocor dan Hunter Ball, game ini sangat melatih kekompakan dan kerjasama. Waktu makan siang tiba siswa-siswi membersihkan diri,Selesai makan melanjutkan acara perpisahan dengan para guru, kata sambutan dari ibu wali kelas VI dan kata sambutan dari ibu kepala Madrasah. Ada penampilan yang lucu membuat semua penonton tertawa di hari-hari terakhir mereka. Acara di tutup dengan salam -salaman antara peserta didik dengan guru yang dihiasi linangan air mata. Doa dari semua guru” semoga sukses terus”. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, mari kita pulang dan Sampai jumpa lagi di lain waktu…

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Legenda Danau Laut Tawar

Sumber Youtube MIN 27 Aceh Besar Dari video ini menceritakan tetntang kisah Danau laut Tawar dalam bentuk story telling. Story telling ini dibawakan oleh Nurul Izzah siswi MIN 27 Aceh Besar pada ajang lomba Marssal 8 MTsN Model Banda Aceh. Dalam story telling ini menceritakan pada zaman dahulu di tanah Takengon, Aceh hiduplah seorang putri

Baca selengkapnya...

Sang Inspirator

    Menurut Peter F.Drucker, “Pemimpin yang efektif bukan soal pintar berpidato dan mencitrakan diri agar disukai. Kepemimpinan tergambar dari hasil kerjanya, bukan atribut-atributnya”. Berbicara mengenai pemimpin … sosok kepala Madrasah MIN 27 Aceh Besar sudah malang melintang dalam dunia pendidikan, sudah banyak sekolah yang dibawah kepemimpinan beliau berhasil menjadi sekolah favorit. Hal tersebut tidaj

Baca selengkapnya...