“WISATA LITERASI” Karya Suci Rahmafitri, S. Pd.

Esai

WISATA LITERASI

Oleh: Suci Rahmafitri, S. Pd.

Menulis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis kedalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis dapat diketahui banyak orang melalui tulisan yang dituliskannya. Menurut sebagian besar orang menulis merupakan suatu hal yang sulit, termasuk saya sebagai honorer dan mahasiswa yang baru lulus dari perguruan tinggi. Sebagai lulusan baru sebenarnya menulis bukanlah hal yang asing bagi saya karena syarat utama untuk kelulusan saya harus menyelesaikan skripsi.

Alhamdulillah setelah lulus saya menjadi guru honorer di MIN 27 Aceh Besar. Hal pertama yang sangat berkesan bagi saya adalah kegiatan literasi yang telah dilaksanakan disini. Dulu pemahaman tentang literasi hanya saya dapatkan di perguruan tinggi dan belum sedikitpun terbayang bagaimana penerapan literasi disekolah-sekolah. Lebih terkesan lagi kegiatan literasi disini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan rutinitas pagi yang diberi nama membaca senyap. Setiap kegiatan membaca senyap dilaksanakan peserta didik wajib membawa satu buku bacaan, setelah membaca peserta didik menceritakan kembali apa yang telah mereka baca.

Tidak lama saya berada di MIN 27 Aceh Besar saya mendapat kabar bahwa madrasah kami akan mengikuti Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) Nasional yang diselenggarakan oleh Nyalanesia. Gerakan Sekolah Menulis Buku ini diikuti oleh 100 peserta didik dan 10 guru dari Madrasah kami. Bentuk karya yang akan diterbitkan yaitu puisi dan surat. Mendengar kata-kata menulis mulailah terbayang dalam pemikiran peserta didik bahwa mereka akan menyelesaikan suatu tugas yang sulit, begitu juga dalam pemikiran guru-guru. Namun untuk menghilangkan pemikiran buruk tersebut guru-guru pun berdiskusi untuk mencari jalan keluarnya. Dari hasil diskusi kami memutuskan untuk melaksanakan wisata literasi.

Wisata literasi dilakasanakan secara bergantian antara peserta didik yang menyelesaikan karya menulis puisi dengan tema Madrasah dan karya menulis surat yang ditujukan kepada guru. Wisata literasi ini dilaksanakan seminggu dua kali ditempat yang berbeda. Namun kemudian pemikiran buruk kembali muncul dikepala saya. Bagaimana tidak, kami harus mengawasi peserta didik yang jumlahnya lumayan banyak tersebut. Namun itu semua tidak saya jadikan suatu beban melainkan saya jadikan sebagai sebuah hiburan. Tibalah saat dimana kami akan melaksanakan wisata literasi tersebut, pikiran was-was pun mulai saya rasakan namun tidak saya pedulikan. Akankah peserta didik dapat menghasilkan karya dengan tema yang telah ditentukan.

Kami melaksanakan wisata literasi ke lapangan Blang Padang, Taman Sari dan Museum Tsunami Aceh. Sampai ditempat tujuan peserta didik diarahkan ketempat yang nyaman untuk beristirahat karena perjalanan kami lumayan jauh. Setelah itu mulailah peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok didampingi oleh seorang guru pendamping. Peran guru pendamping disini untuk mengekoordinir, mengarahkan dan memberikan pemahaman serta masukan tentang karya yang akan mereka hasilkan. Selesai mendengarkan arahan guru, peserta didik bebas mencari tempat yang mereka rasa nyaman untuk mereka menyelesaikan karyanya. Jika terdapat kendala atau ingin menyampaikan inspirasinya peserta didik boleh berdiskusi dengan guru pendamping.

Setelah selesai peserta didik mulai mengumpulkan karya mereka, sungguh saya sangat terkejut ternyata karya yang dihasilkan oleh peserta didik kami sangat bagus dan menarik. Mulailah terdengar dari peserta didik bahwa menulis bukanlah hal yang sulit akan tetapi sangat menyenangkan. Lebih senangnya lagi ketika mereka mengetahui bahwa karya mereka akan diterbitkan dalam bentuk sebuah buku. Ternyata selama berada dialam bebas dan dengan suasana alam yang asri serta pepohonan yang rindang peserta didik mampu berimajinasi dengan baik dan menghasilkan inspirasi yang begitu menarik yang mereka tuangkan dalam bentuk sebuah karya baik itu puisi atau menulis surat untuk guru.

Belajar di alam bebas memberikan dampak positif dimana wawasan peserta didik terbuka luas. Munurut saya sudah saatnya kita menghilangkan pemikiran menulis merupakan suatu hal yang sulit. Marilah kita mendukung program gerakan literasi sekolah, marilah kita sukseskan penerapan kurikulum merdeka belajar yang memberi ruang yang lebih leluasa bagi peserta didik untuk mengembangkan bakat minatnya. Kita juga wajib ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan budaya membaca dan menulis dalam kehidupan sehari-hari.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel Terkait

Legenda Danau Laut Tawar

Sumber Youtube MIN 27 Aceh Besar Dari video ini menceritakan tetntang kisah Danau laut Tawar dalam bentuk story telling. Story telling ini dibawakan oleh Nurul Izzah siswi MIN 27 Aceh Besar pada ajang lomba Marssal 8 MTsN Model Banda Aceh. Dalam story telling ini menceritakan pada zaman dahulu di tanah Takengon, Aceh hiduplah seorang putri

Baca selengkapnya...

Sang Inspirator

    Menurut Peter F.Drucker, “Pemimpin yang efektif bukan soal pintar berpidato dan mencitrakan diri agar disukai. Kepemimpinan tergambar dari hasil kerjanya, bukan atribut-atributnya”. Berbicara mengenai pemimpin … sosok kepala Madrasah MIN 27 Aceh Besar sudah malang melintang dalam dunia pendidikan, sudah banyak sekolah yang dibawah kepemimpinan beliau berhasil menjadi sekolah favorit. Hal tersebut tidaj

Baca selengkapnya...